ide konten instagram video

Memahami Instagram Hashtag dan Cara Optimasinya Secara Lengkap!

Instagram hashtag bukanlah sesuatu yang baru dan sudah sering kita dengar. Banyak juga yang bilang, salah satu hal penting saat mengembangkan Instagram adalah menggunakan hashtag. Lantas, apakah Kamu sudah tahu, apa itu Instagram hashtag dan apa fungsinya?

instagram hashtag

Sebelum era media sosial tren seperti sekarang, hashtag atau yang biasa kita kenal dengan tagar, dulu digunakan sebagai simbol untuk memeriksa saldo pulsa yang kita miliki.

Apakah Kamu juga mengalami era tersebut?

Sebenarnya, pencetus icon hashtag untuk digunakan di media sosial adalah Chris Messina.

Chris Messina adalah produk desainer yang pada saat itu menggunakan Twitter. Dari sanalah beliau mulai berpikir, kalau Twitter butuh sesuatu untuk mengorganisasi dan mengumpulkan kontennya menjadi satu kategori.

Ide ini akhirnya viral dan digunakan oleh Twitter pada 2009.

Ketika Instagram rilis pada 2010, Instagram juga menggunakan Instagram hashtag, seperti #yolo #nofilter. Menariknya, Fcebook pun juga akhirnya menggunakan hashtag pada 2013.

Itulah sekilas sejarah awal mula hashtag digunakan di media sosial. Jadi, hashtag itu berfungsi untuk mengkategorikan konten yang Kamu posting, sehingga memudahkan orang untuk mencarinya.

Namun, banyak orang lupa dengan fungsi hashtag ini. Apalagi banyak yang mempermasalahkan tentang Hashtag ini.

  • Hashtag apa ya yang bagus?”
  • Hashtag apa yang cocok buat akun saya?”
  • “Bagaimana mendapatkan hashtag dengan Impressi yang banyak?”

Pada dasarnya, hashtag bukanlah sesuatu yang bisa Kamu kontrol atau kendalikan.

Karena impressi yang dihasilkan dari hashtag itu berdasarkan orang yang sedang mencari Hashtag tersebut. Masalahnya, tidak ada tools sekalipun yang bisa melihat, hashtag apa yang sedang dicari oleh target pasar kita.

Namun, ada cara untuk mengakalinya. Caranya dengan Kamu membuat beberapa grup hashtag dan Kamu gunakan secara bergantian.

kelas instagram organik

Tujuan dari membuat grup hashtag ini untuk memudahkan kita riset. Grup hashtag mana yang memiliki performa paling bagus pada hari tertentu. Jika Kamu sudah menemukan grup hashtag yang paling bagus, Kamu bisa menggunakannya lagi minggu depan.

Metode ini juga sering dipakai untuk mencari tahu Instagram hashtag apa yang memiliki performa paling bagus.

Untuk mengetahui hal ini, Kamu bisa mengunggah konten 1 hari 1 kali dan membuat sebanyak 7 grup hashtag, contohnya seperti gambar di bawah ini:

Screen Shot 2022 09 12 at 09.46.43

Saat Kamu menggunakan cara ini, Kamu bisa melihat bagian impresi konten Kamu, grup hashtag mana yang memiliki perform paling bagus.

Dengan melakukan cara ini, Kamu tidak mungkin menggunakan hashtag yang sama setiap harinya, ‘kan?

Riset ini juga pernah dilakukan Niko Julius, Instagram Expert dari Indonesia. Apa yang akan terjadi jika Kamu menggunakan hashtag yang sama terus-menerus.

Bahkan, di posting-an ini juga ada studi kasus, apa dampak yang akan akun Instagram Kamu alami, jika Kamu menggunakan Instagram hashtag yang sama terus-menerus.

Instagram Hashtag Apa yang Sebaiknya Saya Gunakan?

Setelah Kamu lihat, bahwa menggunakan Instagram hashtag itu tidak bisa asal-asalan, mungkin Kamu mulai berpikir. “Instagram hashtag apa yang sebaiknya saya gunakan?”

Sebenarnya jawabannya cukup mudah. Pastikan Kamu menggunakan hashtag yang relevan dengan isi konten Kamu.

Sebagai contoh, konten yang Kamu unggah berisi tentang makanan. Maka dari itu, jangan gunakan hashtag yang tidak ada hubungannya dengan makanan, seperti hashtag skincare misalnya.

Banyak pengguna Instagram yang tidak tahu tentang hal ini, alhasil, mereka hanya menggunakan hashtag yang sedang viral. Sebagai contoh, pada saat itu sedang tren hashtag #prayforlebanon.

Dan memang betul, konten yang menggunakan hashtag tersebut akan mendapatkan impresi yang cukup tinggi, contohnya seperti gambar di bawah:

data instagram insights

Menggunakan hashtag yang sedang viral dan sedang ramai diperbincangkan, tentu akan memudahkan kita untuk mendapatkan impresi yang tinggi.

Namun, Kamu harus berhati-hati dengan hal ini. Karena Instagram bisa membaca dan mengetahui, apa isi konten ini.

Jika Instagram merasa tidak relevan, Instagram tidak akan segan memberikan sanksi berupa shadow banned.

Jika Kamu berpikir, bagaimana Instagram bisa tahu konten seperti apa yang saya unggah, Kamu bisa melihat gambar di bawah ini:

hashtags instagram
source : instagram jbm.id

Jika Kamu lihat kode di atas, ada beberapa kata kunci: mobil, langit, luar ruangan dan alam. Berdasarkan kode di atas, kita bisa melihat, kalau Instagram bisa membaca isi konten kita.

Maka dari itu, pastikan Kamu tidak menggunakan Instagram hashtag yang tidak sesuai dengan isi konten Kamu, ya.

Karena jika Kamu mencobanya, akun Instagram Kamu dapat berpotensi terkena shadow ban. Untuk informasi lain tentang Shadow Ban, Kamu bisa klik di sini.

Shadow ban adalah hukuman dari Instagram kepada pengguna Instagram yang biasanya melakukan aktivitas spam. Entah itu spam menggunakan Instagram hashtag yang sama, melanggar kebijakan Instagram, menggunakan Instagram hashtag yang tidak relevan, dan lain-lain.

Terkait shadow ban yang lebih detail, Kamu bisa tonton video Youtube di atas dulu, ya.

Lalu, bagaimana kita mengoptimalkan fungsi Instagram Hashtag ini? Jawabannya adalah dengan melakukan tes dan ukur.

Cara Riset Instagram Hashtag

kelas instagram organik

Bagaimana cara mengukur dan meriset Instagram hashtag ini?

Pertama-tama, Kamu bisa kumpulkan 100-150 hashtag yang sesuai dengan isi konten Kamu. Untuk melakukan riset tersebut, Kamu bisa menggunakan tools yang tersedia.

Salah satu tools yang bisa Kamu akses secara gratis untuk riset Instagram hashtag adalah Hashtagstack.com

Screen Shot 2022 09 12 at 10.02.34

Cara melakukan risetnya pun cukup mudah. Kamu tinggal kunjungi website tersebut, dan tuliskan kata kunci sesuai isi konten Kamu. Misalnya kata kuncinya adalah skincare.

Jika target pasar Kamu orang Indonesia, Kamu bisa menggunakan kata kunci yang berbahasa Indonesia, seperti perawatan wajah.

Screen Shot 2022 09 12 at 10.04.10

Setelah Kamu sudah tuliskan dan klik cari, tools ini akan memberikan beberapa referensi Instagram hashtag yang relevan dengan Instagram hashtag yang Kamu cari.

Setelah Kamu kumpulkan, Kamu bisa buat beberapa grup Instagram hashtag yang berisi 15-25 Instagram hashtag setiap grupnya. Contohnya seperti gambar di bawah ini:

instagram hashtag

Idealnya, Kamu bisa buat 4 atau 7 grup Instagram hashtag. Jika Instagram hashtag Kamu sedikit, Kamu boleh menggunakan Instagram hashtag yang sama antar grupnya.

Namun, pastikan kombinasinya sudah Kamu ukur, ya. Jadi, antara 1 grup dan grup lain, kalau bisa Instagram hashtag yang sama hanya 20% saja.

Contoh, Kamu sudah menggunakan Instagram hashtag #perawatanwajah pada hari senin, maka pastikan Kamu tidak menggunakan hashtag tersebut pada esok harinya. Sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan kombinasinya 80% yang berbeda dan hanya 20% yang sama.

Hal ini untuk membantu akun Instagram kita agar tidak terlihat SPAM di Instagram.

Jadi, sebenarnya Kamu tidak harus mencari Instagram hashtag yang terlalu banyak. Kamu bisa kombinasikan Instagram Hashtag Kamu agar tidak banyak yang sama saat digunakan besoknya.

Ingat, pastikan Kamu menggunakan hashtag yang relevan dengan isi konten Kamu, ya. Jadi, memang ada baiknya Kamu hanya membahas 1 topik atau 1 niche di Instagram saja.

Setelah Kamu punya grup Instagram hashtag, baru Kamu bisa melakukan tes dan ukur. Konsistenlah mengunggah konten dengan grup Instagram hashtag yang sudah Kamu buat, ya.

Idealnya, Kamu bisa melakukan tes dan ukur ini selama 30 hari.

Lalu, apa patokan dari bagus atau jeleknya sebuah grup Instagram hashtag ini?

Patokan atau tolok ukur yang bisa Kamu lihat adalah impresi yang dihasilkan. Contohnya seperti gambar di bawah ini:

post insights

Jika kita perhatikan, konten ini mendapatkan 4.527 impresi dari tagar yang digunakan. Bisa dibilang tagar yang dihasilkan juga bagus, karena jika Kamu perhatikan, 80% akun baru yang dijangkau konten ini.

Jadi, jika angkanya sudah di atas 40%, bisa dibilang kalau ini sudah cukup bagus.

Namun, grup Instagram hashtag yang kita gunakan ini tidak selamanya bagus, lho. Coba Kamu perhatikan gambar di bawah ini:

instagram insights

Di kasus lain, Kamu bisa melihat bahwa impresi dari Instagram hashtag ini hanya 1.188 saja. Menariknya, di konten ini, hanya 20% orang baru yang dijangkau oleh konten ini.

Lantas, kenapa impresi Instagram hashtag ini tidak stabil? Nah, berikut penjelasannya.

Impresi sendiri berarti penayangan, atau berapa kali konten Kamu dilihat. Jadi, impresi dari hashtag kita dapatkan saat ada orang yang mencari Instagram hashtag tersebut.

Sekali lagi, yang jadi masalah adalah, kita tidak tahu kapan mereka akan mencari Instagram hashtag tersebut. Itulah kenapa pentingnya untuk selalu melakukan tes dan ukur.

Selain itu, kualitas konten kita juga bisa memengaruhi impresi dari Instagram Hashtag ini, lho. Karena saat interaksi posting-an kita rendah, Instagram akan memberhentikan impresinya. Menarik, ya?

Selain melakukan riset, Kamu juga harus mengetahui yang namanya DAPC.

kelas instagram organik

Mengenal Apa Itu DAPC di Instagram Hashtag

DAPC adalah akronim dari daily average post count, berapa rata-rata konten yang diunggah di Instagram hashtag tersebut.

Dengan membaca metrik ini, Kamu bisa mengira-ngira, berapa banyak konten yang diunggah di Instagram hashtag tersebut.

Kenapa metrik ini sangat penting?

Coba Kamu bayangkan, saat kita menggunakan Instagram hashtag #skincare, dan tidak lama kemudian banyak orang juga mengunggah konten di hashtag tersebut. Bukankah Instagram hashtag kita akan sangat cepat tenggelam?

Permasalahannya adalah, data DAPC ini tidak bisa kita dapatkan hanya melalui akun Instagram kita. Jadi, Kamu harus menggunakan tools untuk melihat data DAPC ini.

Sebenarnya tools riset hashtagstack di atas juga bisa Kamu gunakan, cuma Kamu bisa menggunakan tools Flick.tech untuk melihat data yang lebih detail.

Apalagi tools ini juga bisa dibuktikan akurasi datanya. Karena tools ini terhubung langsung dengan API Instagram.

Contohnya seperti gambar di bawah ini:

flick.tech

Seperti yang Kamu lihat, di kolom DAPC #bisnisonline, ada 6.300 rata-rata orang posting di Instagram hashtag tersebut setiap harinya.

Jika kita bagi 12 (rata-rata orang buka Instagram setiap harinya), artinya ada 525 orang yang posting konten di sana setiap jamnya.

Bayangkan, bagaimana Kamu bisa bersaing dengan 525 konten di Instagram hashtag tersebut. Inilah yang jadi alasan, kenapa impresi hashtag di konten Kamu sangat sedikit.

Selain itu, ada 6 alasan yang menyebabkan akun Instagram Kamu kesulitan mendapatkan Impressi dari Hashtag, Kamu bisa baca selengkapnya dengan mengklik tautan tersebut, ya.

Inilah kenapa pentingnya Kamu harus melakukan riset DAPC di Instagram hashtag tersebut. Agar lebih optimal, Kamu bisa cari angka DAPC di atas 50 dan di bawah 800, ya.

Jika DAPC di angka 800, artinya ada 66 konten yang di-posting setiap jamnya ( 800 : 12 ).

Walaupun cukup memakan waktu, tapi melakukan riset DAPC ini sangat penting untuk perkembangan akun Instagram Kamu.

Apalagi semenjak Instagram menghilangkan fitur related hashtag-nya. Kita diwajibkan untuk melakukan riset menggunakan tools lain.

Selain melihat DAPC, Flick.tech juga bisa melihat hashtag yang relevan dan tidak memberikan hashtag yang dibanned oleh Instagram lho.

Ini buktinya :

tampilan flick.tech

Jadi sebenarnya, Kamu tidak perlu menggunakan tools lain. Walaupun flick.tech ini berbayar, tapi cukup layak untuk Kamu gunakan.

Cara menggunakannya pun cukup mudah. Kamu bisa cari hashtag yang relevan dengan konte Kamu seperti tools lainnya.

Oh iya, jika Kamu menggunakan flick.tech, pastikan Kamu bermain dengan Instagram Hashtag yang low competition dan medium, ya.

Alasan Instagram Hashtag Kamu Tidak Bekerja

Jika kita bericara tentang Instagram Hashtag, topik yang satu ini memang hangat untuk diperbincangkan. Mungkin Kamu juga sudah menggunakan DAPC dan melakukan riset, tapi Instagram Hashtag Kamu juga tidak memiliki performa yang bagus.

Ada 6 alasan yang mungkin menyebabkan Instagram Hashtag Kamu tidak berfungsi secara optimal.

Akun Instagram Kamu Terkena Shadow Banned

shadow ban

Shadow banned memang masih menjadi mister. Beberapa akun Instagram masih mempertanyakan, apakah shadow banned ini masih benar adanya atau tidak.

Walaupun masih menjadi mister, banyak kasus akun Instagram juga mengalami penurunan jangkauan karena melakukan aktivitas spam.

Oleh karena itu, pastikan Kamu tidak melakukan SPAM di Instagram, ya. Entah itu SPAM hashtag, atau aktivitas yang melanggar ketentuan Instagram.

Kamu Menggunakan Banned Hashtag di Instagram

hashtag
Source : Adweek.com

Apakah Kamu pernah mendengar tentang banned hashtag di Instagram?

Agar menjaga komunitasnya, tentu Instagram punya beberapa peraturan. Salah satunya adalah penggunaaan hashtag tertentu.

Jadi, ada beberapa hashtag yang tidak bisa dan tidak boleh Kamu gunakan. Contohnya seperti gambar di bawah ini:

Instagram Hashtag

Jika Kamu mencari Instagram hashtag #alone, Kamu bisa melihat perbedaannya dibandingkan Instagram hashtag lainnya. Salah satu perbedaan yang terlihat adalah di bagian recent atau konten terbaru dari orang-orang yang menggunakan hashtag tersebut.

Apalagi ada tulisan di bagian paling atas, kalau #alone are currently hidden.

Jadi, pastikan Kamu tidak menggunakan hashtag yang di-banned, ya. Untuk lisa Instagram hashtag apa saja yang di-banned, Kamu bisa cek list-nya di sini.

Instagram Hashtag Kamu Tidak Relevan dengan Isi Konten Kamu

instagram

Jika Kamu melakukan inspect konten Kamu seperti gambar artikel di atas, Kamu bisa melihat, kalau Instagram juga mengerti isi konten Kamu, ‘kan?

Bayangkan saja, jika Kamu asal menggunakan Instagram hashtag. Tentu Instasgram tidak akan suka dengan hal ini.

Oleh karena itu, pastikan isi konten Kamu juga relevan dengan hashtag yang Kamu gunakan, ya.

Agar bisa relevan, pastikan Kamu melakukan riset menggunakan kata kunci yang sesuai dengan isi konten Kamu.

Kamu juga bisa melihat Instagram hashtag apa saja yang di-banned dengan cara klik link ini, ya.

Kamu Terus Menggunakan Hashtag yang Sama

hashtag

Jika Kamu pernah punya pengalaman mendapatkan impresi hashtag yang sangat besar, mungkin Kamu juga tertarik untuk menggunakannya kembali.

Dengan harapan, kita bisa mendapatkan impresi yang besar lagi.

Hal inilah yang diindikasi aktivitas SPAM oleh Instagram. Walaupun memang ini masih menjadi perdebatan.

Namun, ada baiknya Kamu membuat beberapa grup hashtag, dari apa yang sudah Kamu riset seperti artikel di atas, ya.

Selain untuk meminimalisir aktivitas SPAM, ini juga membantu Kamu untuk melakukan tes dan ukur.

Hashtag Kamu Menggunakan DAPC yang Terlalu Besar atau Terlalu Kecil

instagram
Source : Freepik.com

Terkait DAPC sudah Kamu baca di atas, ya.

Iya, hal ini akan sangat berpengaruh untuk impresi di konten Kamu. Jadi, ada baiknya Kamu juga mulai mempertimbangkan tentang DAPC ini, ya.

Karena jika tidak, konten Kamu akan sulit bersaing dengan konten lain yang menggunakan hashtag tersebut.

Akun Instagram Kamu di-Private atau Dikunci

locked

Terkait tentang akun di-private/dikunci ini, ada satu mitos yang sering dipercaya pengguna akun Instagram di Indonesia.

Banyak orang berasumsi, “kalau akun jualan itu sebaiknya dikunci saja. Agar orang pingin tahu dan memutuskan untuk follow akun Instagram Kamu.”

Padahal, fitur private account ini digunakan agar orang bisa punya privasi, lho. Bukan untuk membuat orang penasaran.

Apalagi jika Kamu ingin berbisnis di Instagram. Bayangkan saja, jika Kamu sudah melakukan promosi, tapi toko jualan Kamu dikunci. Bukankah itu aneh?

Jadi, jika Kamu ingin membangun Instagram untuk bisnis atau personal branding, pastikan Kamu jangan kunci akun Instagram Kamu, ya.

Kesimpulan

  1. Pastikan Instagram hashtag yang Kamu gunakan relevan dengan konten,
  2. Jangan gunakan banned hashtag,
  3. Perhatikan DAPC di hashtag tersebut,
  4. Tes dan ukur setiap grup hashtag yang Kamu gunakan.

Jika Kamu ingin mengembangkan Instagram Kamu, yuk, ikutan webinar GRATIS ini! Webinar ini dibawakan langsung oleh Instagram Expert dari Indonesia, ya.

kelas instagram organik

Sampai jumpa di artikel berikutnya.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *