Apa Itu Temperatur Market dan Bagaimana Cara Mengoptimalkannya
Ada sebuah peribahasa yang berkata, “umpan yang sama tidak bisa digunakan untuk memancing ikan yang sama”. Sama halnya seperti dunia pemasaran, kita tidak bisa menarik orang yang tidak kenal kita dan orang yang sudah kenal kita dengan umpan yang sama, bukan?
Nah, itu sebabnya Kamu harus paham yang namanya temperature market.
Singkatnya, temperatur market adalah istilah yang digunakan agar memudahkan Kamu memetakan market yang akan Kamu bidik.
3 Jenis Temperatur Market
Umumnya, temperature market ini terbagi menjadi 3:
- Cold
- Warm
- Dan Hot
Pengertian dan strategi untuk mengakusisi temperatur market ini berbeda-beda. Kita bahas dari pengertiannya dulu, ya.
Apa itu Cold Market?
Sesuai namanya, cold market adalah pasar yang dingin, yang mana mereka adalah orang-orang yang belum kenal dan tahu tentang brand Kamu sama sekali.
Bayangkan saja, jika tiba-tiba ada orang yang tidak Kamu kenal dan mendatangi rumah Kamu, apa respon Kamu?
Tentunya Kamu akan menutup diri dan ingin menghindar, bukan?
Wajar saja, karena kita belum percaya dengan mereka. Bahkan menurut data dari Forbes, hanya 92% orang yang pertama kali mengunjungi website-mu dan siap untuk beli.
Itu kenapa dalam membangun sebuah brand, mungkin Kamu juga sering dengar tentang istilah bakar uang, seperti membagikan promo, voucher diskon, endorse dan banyak strategi lainnya.
Tujuannya? Jelas untuk mengakusisi Cold market.
Contoh Cold market seperti, orang-orang yang belum mengikuti media sosial kita atau mereka yang sama sekali tidak pernah mendengar tentang brand Kamu.
Apa itu Warm Market?
Setelah Kamu paham tentang apa itu Cold market dan contohnya, tugas kita adalah mengubah cold market tadi menjadi warm market.
Nah, Warm market adalah orang-orang yang sudah kenal atau tahu tentang brand Kamu, tapi belum memutuskan untuk menggunakan produk atau jasa yang Kamu miliki.
Umumnya, saat kita ingin membeli sesuatu, kita juga punya beberapa pertimbangan, bukan?
Misalnya, saat Kamu ingin beli Handphone, mungkin Kamu sudah tahu tentang brand tersebut, tapi Kamu masih punya pertimbangan lain, bukan?
Kamu selalu mencari sumber-sumber informasi yang ada, biasanya berupa:
- Tanya ke teman/keluarga yang menggunakan brand tersebut.
- Cek reviu di Youtube.
- Mencari beberapa artikel dan informasi lainya.
Jadi, memang kita perlu meyakinkan Warm market ini dan mengubah mereka menjadi Hot market.
Contoh Warm market:
- Followers yang belum menggunakan produk/jasa kita.
- Data konsumen yang belum beli. Baik itu data di WA/Email.
- Data Facebook Pixel yang belum beli.
Apa itu Hot Market?
Temperatur market yang ke-3 adalah Hot market. Hot market adalah orang-orang yang sudah tahu tentang brand Kamu dan sudah menggunakan produk/jasa kita.
Karena mereka sudah menggunakan produk/jasa kita, mereka sudah termasuk orang-orang yang percaya dengan brand kita dan lebih mudah untuk dipersuasi jika dibandingkan dengan cold dan warm market.
Contoh Hot market:
- Konsumen kita. Baik konsumen baru/pelanggan setia.
- Reseller dan Dropshipper.
- Affiliate.
Bagaimana Cara Mengoptimalkannya?
Jika Kamu sudah memahami jenis-jenis temperatur market beserta contoh-contohnya, tentu Kamu sudah paham bahwa setiap temperatur market harus diperlakukan berbeda-beda.
Analoginya seperti ini, saat kita ingin menikah dengan seseorang, kita tidak bisa baru kenalan dan tiba-tiba mengajak mereka menikah, bukan?
Ada proses yang kita harus lewati terlebih dahulu.
Jika di media online, cara mengoptimalkan dan cara berkomunikasi orang lain adalah dengan menggunakan tulisan.
Nah, bukan asal tulisan saja, Kamu juga wajib membuat tulisan yang persuasif atau biasa kita kenal dengan Copywriting.
Agar Kamu lebih mudah memahaminya, mari kita ambil sebuah studi kasus kita ingin jualan alat penjepit komedo dan bagaimana Copywriting di tiap-tiap market-nya
Cara Mengoptimalkan Cold Market
Karena Cold market adalah orang-orang yang belum tahu dan mereka belum paham kenapa harus menggunakan penjepit komedo, kita bisa tekankan ke poin-poin seperti:
- Waspada memencet komedo menggunakan tangan!
- Efek samping mengeluarkan komedo tanpa alat.
- Dan kenapa mereka harus menggunakan penjepit komedo.
Sehingga mereka menjadi paham dan kenal dengan Brand Kamu.
Kenapa ini penting? Karena saat mereka tahu kenapa mereka harus butuh itu lebih mudah dipersuasi dibandingkan mereka nggak tahu kenapa mereka harus butuh.
Namun, ini kembali lagi ke produk/jasa yang Kamu miliki. Jika produk/jasa kita tidak membutuhkan edukasi, kita bisa langsung hard selling juga untuk cold market.
Hanya butuh beberapa kali repetisi dan membuat mereka familiar dengan brand Kamu.
Jadi, Copywriting untuk cold market-nya harus Kamu sesuaikan, ya.
Cara Mengoptimalkan Warm Market
Saat mereka sudah paham dan tahu tentang brand Kamu, Kamu bisa langsung jualan dan menunjukkan keunggulan produk/jasa yang Kamu miliki.
Contoh untuk penjepit komedo, Kamu bisa menulis Headline-nya seperti:
- Penjepit komedo X, Dibuat dengan Stainless Steel Tebal
- Beli Penjepit komedo X, Bonus 3 Pinset dengan Model yang Berbeda!
- Gratis Konsultasi untuk Pembelian Penjepit Komedo
Jadi, karena mereka sudah paham, Kamu bisa langsung menawarakan produk/jasa yang Kamu miliki. Tinggal bagaimana caranya kita membuat penawaran yang menarik sehingga mereka mau beli produk/jasa kita.
Cara Mengoptimalkan Hot Market
Setelah mereka memutuskan untuk beli produk/jasa kita, tugas kita tidak berhenti di sini saja.
Langkah selanjutnya adalah, bagaimana kita bisa membuat mereka beli lagi atau mempromosikan bisnis kita.
Namun, ini kembali lagi ke bisnis kita masing-masing, ya. Ada baiknya Kamu punya produk/jasa yang bisa mereka butuhkan terus menerus.
Jika tidak ada, Kamu bisa menawarkan barang lain yang sekiranya mereka butuhkan. Misalnya, saat mereka sudah beli penjepit komedo, Kamu bisa tawarkan seperti:
- Skincare.
- Busa untuk membersihkan wajah.
- Cermin, dan lain-lain.
Strategi Temperatur Market
Selain menyesuaikan target pasar kita di mana, kita juga wajib tahu, bagaimana dan strategi apa yang kita bisa lakukan untuk mengubah temperatur market yang kita miliki.
Strategi Cold Market
Seperti yang Kamu lihat, Cold market memang berada di bagian paling atas sebuah segitiga. Artinya, Cold market jumlahnya sangat banyak jika dibandingkan warm dan hot market.
Lalu, bagaimana strategi dan cara mengubah Cold market ini menjadi warm market?
Endorse
Di era media sosial sekarang, tentu kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya endorse. Dikutip dari The Economic Times, endorse adalah bentuk iklan atau promosi yang menggunakan tokoh atau selebriti terkenal yang memiliki pengakuan, kepercayaan, rasa hormat dan sebagainya dari banyak orang.
Nah, dengan Kamu menggunakan authority sebuah tokoh, Kamu bisa lebih dipercaya banyak orang. Jika dibandingkan Kamu yang menyasar mereka langsung.
Webinar/Produk Penetrasi
Sejak adanya Covid-19, kita mulai tidak asing dan membiasakan diri dengan yang namanya WFH (work from home), bukan?
Tren webinar atau belajar secara daring pun juga ikut naik dan masyarakat sudah mulai membiasakan diri.
Menariknya, banyak brand-brand besar yang juga memberikan webinar secara gratis, lho. Strategi ini mirip dengan memberikan produk gratis atau tester yang sering dilakukan di mall/pameran tertentu.
Edukasi di Media Sosial
Semakin ke sini orang semakin sadar, aktif di media sosial merupakan suatu keharusan untuk membangun sebuah bisnis.
Tidak heran jika banyak orang atau brand pun ikut memberikan edukasi terkait topik yang mereka kuasai. Strategi ini juga biasa kita kenal dengan nama Content marketing.
Bagaimana sebuah konten yang Kamu buat bisa menarik perhatian target pasar yang Kamu mau tujuh.
Strategi Warm Market
Setelah Kamu berhasil mengubah Cold market tadi menjadi warm market, langkah selanjutnya adalah, bagaimana Kamu mengubah warm market ini menjadi hot market.
Nah, ada beberapa strategi yang bisa Kamu terapkan.
Berikan Promo atau Bonus
Umumnya, saat mereka sudah kenal dengan Brand Kamu, memang ada pertimbangan yang mereka pikirkan sebelum menggunakan produk/jasa kita.
Oleh karena itu, agar meyakinkan mereka Kamu bisa memberikan promo dan bonus yang menarik, sehingga mereka akan lebih tertarik dengan produk/jasa yang Kamu tawarkan.
Gunakan Scarcity
Selain Kamu memberikan promo atau bonus, Kamu juga bisa gunakan scarcity/kelangkaan ini.
Menariknya, scarcity ini merupakan strategi pemasaran yang sudah diteliti dan terbukti ampuh untuk digunakan.
Ada beberapa contoh Scarcity yang biasa digunakan, seperti:
- Batas waktu tertentu, contoh: Beli 2 gratis 1 khusus hari ini saja!
- Stok sisa 10 PCS saja.
- Besok harga naik!
Namun, berhati-hatilah dalam menggunakan scarcity ini. Pastikan apa yang Kamu janjikan akan Kamu tepati, ya. Misal Kamu bilang: “Besok harga naik”, pastikan besok memang benar-benar naik.
Hal ini sangat bertujuan untuk menjaga integritas brand Kamu.
Follow Up
Menurut data dari Smallbiztrend, 80% penjualan terjadi saat Kamu sudah menghubungi calon pembeli sebanyak 5-12 kali.
Ada beberapa strategi untuk Follow up, seperti retargeting iklan, follow up via email ataupun WA mereka.
Strategi Hot Market
Ini yang sering dilupakan banyak orang. Saat mereka sudah beli produk/jasa kita, kita mengabaikan dan melupakan mereka.
Padahal, lebih mudah untuk meyakinkan Hot market jika dibandingkan kita harus meyakinkan cold market lagi lho.
Jadi, alih-alih Kamu mencari konsumen di cold market, ada baiknya Kamu juga mengoptimalkan hot market yang Kamu punya.
Up Sell atau Cross Sell
Up selling adalah strategi pemasaran, yang mana Kamu mendorong konsumen untuk beli lebih banyak daripada produk awal yang konsumen pilih.
Sementara Cross selling adalah strategi pemasaran untuk membeli produk berbeda yang masih berhubungan dengan produk awal yang konsumen pilih.
Agar Kamu lebih mudah memahaminya, Kamu bisa simak gambar ini:
Walaupun strategi yang sering dipakai adalah Up selling dan cross selling, sebenarnya ada salah satu strategi yang namanya down selling.
Down selling adalah strategi pemasaran yang menawarkan barang yang lebih murah daripada produk awal yang konsumen pilih. Hal ini bertujuan agar konsumen setidaknya mencoba produk/jasa yang kita miliki.
Ajak Jadi Reseller, Dropshipper atau Affiliate
Strategi Reseller, dropshipper atau affiliate ini memang sedang tren akhir-akhir ini. Walaupun strategi ini kembali ke bisnis kita masing-masing, tapi ide ini bisa Kamu gunakan untuk memaksimalkan hot market yang Kamu miliki.
Karena selain mereka mendapatkan keuntungan, Kamu juga terus bisa berhubungan dengan mereka.
Bangun Hubungan Jangka Panjang
Sadarkah Kamu, di zaman sekarang, aset itu bukan tentang properti dan uang saja lho, Database merupakan salah satu aset yang sangat berharga yang wajib Kamu miliki.
Tidak heran kalau banyak startup startup besar yang berani “bakar uang” untuk mengakusisi pasar dan mendapatkan database.
Jadi, Kamu wajib membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen/hot market yang Kamu miliki.
Tidak perlu melakukan hal-hal yang berat, Kamu bisa melakukan hal-hal mudah, seperti:
- Mengomentari status mereka di WA/IG Story.
- Mengucapkan selamat tahun baru/selamat ulang tahun kepada mereka.
- Mengirimkan produk baru/kejutan tertentu untuk mereka.
Nah, itu tadi seputar temperatur market dan bagaimana Kamu bisa mengoptimalkannya. Semoga bermanfaat!
Responses