Belajar Covert Selling Lengkap Beserta Contohnya!
Tidak hanya kemajuan teknologi yang berkembang, teknik pemasaran pun juga ikut berkembang. Mulai dari Hard selling/direct selling yang langsung memaparkan produk ke calon konsumen, hingga soft selling/jualan secara halus.
Umumnya, soft sellling disampaikan dengan sebuah cerita, atau yang bisa kita kenal dengan Storytelling dan Covert Selling.
Storytelling memang sebuah teknik yang tidak asing dan sering kita dengar di media online. Bahkan, penulis Story ini pun juga ada profesinya. Iya, namanya Storyteller.
Namun, bagaimana dengan teknik Covert selling? Apakah Kamu sudah pernah mendengarnya?
Covert selling ini bisa dibilang sebagai teknik “gaib” dalam dunia pemasaran.
Kenapa? Karena teknik ini bisa memungkinkan Kamu “jualan tapi nggak kelihatan jualan.”
Apa Itu Covert Selling?
Ya, seperti namanya, Covert = terselubung, selling = jualan. Jadi, teknik ini akan membantu Kamu untuk jualan secara terselubung.
Menariknya, ilmu Covert selling ini tidak ditemukan secara harfiah, tapi sering dipakai di Indonesia. Teknik ini juga sering dikenal sebagai Kepowriting di media Tiktok.
Lalu, kenapa teknik ini juga sering dipakai banyak orang ketika mereka ingin mulai memasarkan produk/jasa mereka melalui media online?
Kenapa Covert Selling?
Banyak orang bilang, “orang itu nggak suka dijualin, tapi mereka suka beli.”
Pada dasarnya, manusia memang tidak suka dijualin. Kalau Kamu nggak percaya, coba Kamu ingat-ingat, apa respon Kamu saat melihat dan menerima sebuah iklan? Entah itu iklan televisi, youtube ataupun media sosial.
Kebanyakan dari kita langsung menolak dan ingin iklan tersebut cepat selesai, bukan?
Jadi tidak heran, ada yang namanya spotify premium dan youtube premium. Tujuannya? Agar orang tidak perlu melihat iklan.
Nah, supaya Kamu lebih paham maksudnya, coba Kamu perhatikan contoh promosi di bawah ini:
- Akhirnya baju yang ditunggu-tunggu sudah datang! Baju premium dari toko X ini terbuat dari bahan katun yang diimpor langsung dari Korea. Yuk, siapa lagi yang mau pesan baju ini? Klik Link di bawah ini sekarang juga, ya.
Tidak ada yang salah dengan contoh promosi di atas, bukan?
Namun, apa respon Kamu jika melihat orang yang tidak Kamu kenal, atau orang yang Kamu kenal, melakukan promosi seperti ini terus-menerus?
“Duh, orang ini kok jualan mulu, sih? Unfollow aja, deh!” betul?
Wajar, karena kita masuk ke media sosial bukan untuk belanja sesuatu, bukan? Lain halnya kalau Kamu masuk ke marketplace.
Sekarang coba Kamu bandingkan dengan contoh promosi ini:
- Oalah, ternyata ini to alasan baju ini selalu laris. Ya gimana nggak laris, bahannya katun dan diimpor langsung dari Korea. Hmm, beruntungnya aku karena bisa punya baju ini.
Gimana, mulai kerasa bedanya, ya?
Ya, inilah yang dinamakan Covert selling.
Mungkin sekarang Kamu bertanya-tanya, “lalu, gimana cara menulis Covert selling ini?”
Komponen Covert Selling
Agar Covert selling Kamu lebih efektif, tentunya Kamu harus melengkapi dan mengisi komponen-komponennya.
Menariknya, komponen Covert selling memang sangat berbeda jika dibandingkan dengan Copywriting, lho.
Membuat Pembaca Penasaran
Dalam Covert selling, wajib hukumnya untuk membuat pembaca penasaran. Karena konon katanya, penasaran = pemasaran.
Nah, gimana caranya membuat pembaca penasaran?
Salah satu hal yang paling mudah untuk membuat pembaca penasaran adalah menghilangkan salah satu bagian dari sebuah kalimat.
Umumnya, sebuah kalimat terdiri dari:
- Subjek
- Predikat
- Objek
Agar Kamu lebih paham, Kamu bisa simak contoh kalimat ini:
Budi (subjek) memasak (predikat) rendang (objek). Ini merupakan satu contoh kalimat yang memiliki SPO.
Berikut contoh menghilangkan salah satu unsurnya:
- Oh, jadi ini to yang dimasak Budi.
Kebayang, ya? Dalam menulis Covert selling, wajib hukumnya untuk Kamu membuat orang penasaran.
Jika Kamu kesulitan untuk membuat kata-kata yang bikin penasaran, Kamu bisa bergabung di Kelas Copywriting juga, kok. Karena di sana sudah ada 51 templat bagaimana membuat judul yang bikin penasaran.
Gunakan Kata-kata yang Ambigu
Jika Copywriting harus jelas dan memiliki data/fakta untuk memersuasi, lain halnya dengan Covert selling.
Dalam menulis Covert selling, kata-kata dan kalimat Kamu harus seambigu mungkin.
Nah, ciri-ciri kalimat ambigu itu seperti:
- Ada kata-kata yang memiliki lebih dari satu makna
- Memiliki sifat yang membingungkan dan tidak mudah dipahami oleh orang lain
- Tidak memiliki makna yang jelas.
Contoh kalimat dengan kata-kata yang ambigu:
- “Masya Allah, meskipun kondisi pandemi seperti ini, penjualannya tetap laris manis.”
- “Asik, tiap hari dapat pembeli baru. Ternyata ini to pola jualan online yang benar.”
Kata-kata laris ini merupakan contoh kata-kata yang ambigu, bukan? Laris itu berapa banyak? Apakah terjual 5 pcs? 10 pcs?
Sama halnya dengan contoh yang ke-2, kata “pembeli baru dan pola jualan online,” ini juga sangat ambigu, bukan?
Jadi, pastikan dalam Covert selling Kamu menggunakan kata-kata yang ambigu.
Picu Emosi Pembaca
Selain mengandung dua hal di atas, ini juga salah satu komponen yang tidak boleh diabaikan. Iya, Covert selling yang Kamu tulis wajib untuk memicu emosi pembaca.
Jenis-jenis emosi yang Kamu bisa picu seperti:
- Senang
- Sedih
- Takut
- Marah
- Dan Penasaran
Jadi, Kamu bisa pilih, mau bermain dengan emosi apa. Agar Kamu lebih memahaminya, berikut contoh Covert selling dengan menggunakan emosi yang berbeda-beda:
- “Alhamdulillah, akhirnya pecah telor juga! Nggak sia-sia kemarin belajar di kelas online itu.” (senang)
- “Sedih banget lihat teman-teman yang belum join kelas online ini. Gimana nggak sedih, masa ilmu daging kayak gini investasinya cuman Rp99.000 :(” (sedih)
- “Duh gimana ya kalau nanti aku gendutan, serem banget cemilan ini, jadi pingin nyemil mulu.” (takut)
- “Ini gimana, sih?! Ngaco banget deh sih Budi! Sudah dibilang kemarin pendaftaran Kelas Copywriting harus ditutup, tapi nggak ditutup juga. Jadi, banyak banget kan yang daftar sekarang.” (marah)
Gimana, mulai kebayang, ya?
Strategi Covert Selling
Setelah Kamu paham komponen-komponen apa saja yang perlu Kamu gunakan, ada beberapa strategi juga yang bisa Kamu aplikasikan saat ingin menulis Covert selling.
Tidak Ada Ajakan Bertindak (CTA)
Iya, dalam menulis Covert selling, Call to action/ajakan bertindak ini adalah salah satu yang haram hukumnya. Memang sangat bertolak belakang dengan Copywriting.
Jadi, saat Kamu menulis Covert selling, pastikan tidak ada ajakan bertindak, tanda seru, nomor handphone, bahkan harga sekalipun.
Jika Kamu ingin menuliskan nomor handphone di Covert selling-mu, cara menulisnya sangat berbeda dan harus dirangkai secara halus, berikut contohnya:
“Percakapan dengan adik saya kemarin”
A: Kak, mau makaroni rasa melon nggak?
B: Ih, apaan, sih! Mana ada makaroni rasa melon?
A: Haduh, masa kakak belum tau. Ini sempat viral tauk. Ni cobain deh, adik kemarin beli 5 bungkus.
B: Karena penasaran, akhirnya aku langsung jalan ke meja dan makan makaroni tersebut. “Hmm, enak juga, ya. Beli di mana, nih?”
A: Enak, kan? Kemarin belinya di Toko SMM, ini nomor WA-nya 082139164081
Ceritakan Suatu Waktu Tertentu
Agar memudahkan Kamu untuk menulis Covert selling, Kamu bisa menceritakan waktu tertentu.
Beberapa contoh waktu yang Kamu bisa gunakan, seperti:
- Jadi, kemarin..
- Tadi sore, saat aku…
- Ceritanya bulan lalu, gue merasa…
Awali dengan Bersyukur
Pola kalimat seperti inilah yang sering dipakai orang ketika menulis Covert selling. Iya, mengawali dengan bersyukur dan menggunakan emosi senang.
Berikut beberapa contoh yang Kamu bisa gunakan:
- Alhamdulillah…
- Puji Tuhan…
- Duh, seneng banget, akhirnya..
Dukung dengan Gambar yang Relevan
Visual yang relevan bisa mendukung agar Covert selling-mu bisa lebih efektif.
Namun ingat, visualnya juga harus memberikan efek penasaran dan tidak secara blakblakan.
Contoh Covert selling dengan visual:
Pagi-pagi gini emang paling enak nyeruput dan minum segelas kopi, ya. Apalagi kemarin istriku beli kopi yang aman buat asam lambung. Alhamdulillah bisa menikmati indahnya pagi hari tanpa perlu khawatir asam lambung kumat.
Waktu yang Tepat untuk Menggunakan Covert Selling
Sebenarnya, Covert selling ini sangat cocok untuk market dengan temperatur Cold dan Warm. Singkatnya, Cold market adalah orang-orang yang belum kenal dengan Kamu, tentu kita tidak bisa langsung memaksa mereka untuk beli, bukan?
Jadi, mereka harus dibuat kepingin dan penasaran terlebih dahulu.
Sama halnya dengan Warm market. Walaupun mereka sudah kenal dengan Kamu, tapi kan mereka belum memutuskan untuk beli produk Kamu.
Dengan Kamu membuat mereka penasaran, mereka bisa memutuskan untuk beli produk/jasa Kamu.
Kamu juga bisa baca soal cara membuat Funnel di media sosial ini di sini, ya.
Covert Selling Ini Cocok untuk Media Apa?
Jika Kamu masih kebingungan dengan media apa yang sebaiknya digunakan untuk menulis Covert selling/kepowriting ini, berikut ada beberapa media yang bisa Kamu gunakan beserta contohnya:
WA Story
Facebook Feed dan Facebook Story
Instagram Story
Iklan Cold Market
Contoh Covert Selling
Ada beberapa contoh yang bisa Kamu lihat agar Kamu lebih mudah untuk memahami Covert selling ini
Covert Selling Minuman
Contoh minuman boba brown sugar yang manisnya pas dan bobanya kenyal.
- Dari dulu, saya ini nggak pernah suka minum boba. Kenapa? Karena rasanya itu manis banget! Ya maklum sini sudah berumur, jadi mulai mencoba mengurangi manis-manis, hihihi. Namun, kemarin dapat info dari teman tentang boba brown sugar yang baru, pas gue iseng nyobain, “Buset! Kalau ini masih oke, sih. Manisnya pas..”
Covert Selling Hijab
Misalnya, hijab ini punya kelebihan bahannya voal premium tapi harganya tetap terjangkau.
- Cerita kondangan kemarin. “Eh Bu Joko, ya? Bagus amat hijabnya, beli di mana?”, tanya Bu Ajeng tetangga sebelah. “Alhamdulillah Bu Ajeng, kemarin nemu di Marketplace, pas lagi promo kok, harganya juga terjangkau.”
Covert Selling Buku Anak
- Minggu lalu sempat check out di shopee, katanya sih, buku ini ampuh untuk membuat anak berhenti kecanduan sama gadget. Pas gue coba, ampunnn. ampuh banget! Sekarang si kecil jadi semangat baca buku dan bisa mengatur waktunya.
Covert Selling Gamis
Misal, kelebihan gamis Kamu bahannya nyaman dipakai dan punya ukuran all size
- Masya Allah, ke mana aja Aku. Akhirnya nemuin tempat jual Gamis yang bahannya adem dan ukurannya all size. Alhamdulillah banget..
Covert Selling Skincare
Misal Skincare ini cocok untuk kulit yang sensitif.
- Akhirnya ak nemuin Skincare yang cocok untuk kulitku yang sensitif ini. Alhamdulillah banget, deh.
Covert Selling Keripik
Misal kelebihan keripik Kamu, gurih tapi tidak menggunakan MSG.
- Hmm, ada yang aneh, deh. “kriuk, kriuk, kriuk”, suara aneh itu terdengar lagi. Karena keheranan, akhirnya aku keluar dari kamar dan teriak. “Ini suara keripiknya siapa, sih?”, ternyata adikku yang sedang makan keripik itu. Katanya sih dia ketagihan makan keripiknya. Untungnya keripiknya tanpa MSG, memang keripik zaman now ada-ada aja.
Covert Selling Produk Webinar
Contohnya Webinar Kelas Instagram Organik yang membahas bagiamana meningkatkan Followers tanpa melakukan SPAM/Follow unfollow.
- Astaga, ternyata ini toh cara meningkatkan Followers di Instagram tanpa harus Follow unfollow. Ke mana aja gue baru nemuin gratis ini.
Nah, ini tadi seputar Covert selling dan contoh-contohnya. Jika Kamu ingin belajar seputar Covert selling lebih dalam, Kamu bisa juga gabung di Kelas Copywriting, kok. Silakan klik di sini, ya.
Kak aku minat belajar Covert selling gimn caranya ya? Soal disitu tertulis kelas copywriting
Langsung aja Kak, klik > kelascopywriting.com